Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 25, 2018

Kontroversi Pengorbanan Anak Ibrahim

Oleh: Taufik Hidayat Hari ini kita sudah masuk dalam puncak hari Penyembelihan (yaum an-nahr) atau dikenal dengan Idul Adha.Hari Penyembelihan memiliki keterkaitan sejarah yang cukup membumi, menjadi ritual seluruh umat manusia sejak zaman agama pagan yang mempersembahkan atau mengurbankan hewan demi sesembahannya yang diyakininya. Hari Raya Idul Adha kerapkali menyisakan pertanyaan mendasar tentang siapa yang menjadi sosok yang paling benar dikurbankan. Apakah Ismail sebagaimana yang diakui oleh umat Islam atau Ishak yang diakui oleh umat Nasrani dan Yahudi? Pertanyaan seperti ini sering kali diperdebatkan dikarenakan posisinya sangat penting untuk diakui sebagai sumber keteladanan pengorbanan. Setidaknya ketika seseorang hendak berkurban melalui hewan, pasti yang ada terngiang dalam imajinasinya untuk meneladani spirit pengorbanan yang dilakukan Ibrahim. Sebenarnya kalau kita lihat dalam Al-Quran sesungguhnya tidak menyebut secara eksplisit identitas anak yang dikorb

Doa Ibu Laksana Pedang

Oleh: Taufik Hidayat Mungkin sejak kecil kita sudah sering diceritakan tentang sebuah kisah tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya yaitu kisah Malin Kundang dan ibunya Mande Rubayah. Memang sebagian masyarakat menganggap kisah ini adalah kisah fiktif atau kisah rakyat, tetapi kita bisa banyak mengambil pelajaran dari kisah ini. Mungkin kisah ini juga bisa mengingatkan kita akan segala jasa ibu khususnya di momentum hari ibu yang sudah berlalu beberapa hari lalu. Dikisahkan pada zaman dahulu di sebuah perkampungan nelayan Pantai Air Manis di daerah Padang, Sumatera Barat hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang. Mande Rubayah amat menyayangi dan memanjakan Malin Kundang. Malin adalah seorang anak yang rajin dan penurut. Mande Rubayah sudah tua, ia hanya mampu bekerja sebagai penjual kue untuk mencupi kebutuhan ia dan anak tunggalnya. Suatu hari, Malin jatuh-sakit. Sakit yang amat keras, nyawanya hamp