Semasa hidupnya, Socrates tidak pernah menuliskan satu buku pun dari pemikirannya. Namun sekolah filsafat yang muncul setelahnya menganggap sebagai guru mereka. Mengapa ia menjadi magnet yang dahsyat? Salah satu alasannya adalah karena Socrates menghidupi etika yang rigor : ia senantiasa berusaha mengisi hidupnya dengan cara urip in pepadhang (hidup secara terang, selalu jelas dengan dirinya sendiri). Dan ia membangun kemanusiannya sebagai anak cahaya tidak secara autis, melainkan dalam pencarian bersama orang lain. Dalam perjumpaan dan dialog inilah hidup baru yang benderang bercahaya dilahirkan oleh "yang lain" (dan ini wajar karena tak seorangpun bisa melahirkan dirinya sendiri). Baginya, setiap ide, pengetahuan, pikiran, dan bahkan cara hidup, selalu harus dikonfrontasikan dengan orang lain. Kebenaran adalah jalan yang tak pernah selesai, kecintaan kepada kebenaran (filsafat) adalah praktek hidup, dan hidup adalah tuntutan untuk urip in pepadhang (hidup secara terang,
Blog yang membahas tentang filsafat secara lengkap