Langsung ke konten utama

Dikala Penceramah Tidak Memahami Sejarah


Oleh: Taufik Hidayat

Beberapa waktu lalu ada beredar sebuah video seorang penceramah di sebuah stasiun televisi. Ceramah tersebut dilakukan disebuah tempat ibadah yang dihadiri sekian banyak jemaah. Dalam ceramah tersebut, ada hal menarik yang dilontarkan oleh si penceramah tersebut. Bunyinya kira-kira demikian: “Bani Israel dulu agamanya Islam. Belum ada agama Yahudi belum ada agama Kristen. Agama Yahudi dan Kristen baru ada setelah ada penyimpangan-penyimpangan dari ahlul kitab.” 

Dari kata-kata tersebut sudah bisa dipastikan bahwa si penceramah tidak memahami betul tentang sejarah. Apa dampak dari hal itu? Dampak dari hal tersebut adalah bagaimana orang awam yang tidak memahaminya akan langsung mengklaim dan menelan mentah-mentah hal itu yang kemudian dijadikan sebuah kebenaran.

Benarkah Bani Israel dulunya adalah agama Islam? Belum ada agama Yahudi dan Kristen?
Benarkah agama Yahudi dan Kristen lahir setelah adanya penyimpangan2 dari ahlul kitab?
Beberapa point di atas akan saya bahas dalam tulisan kali ini. 

Pada awalnya, Tuhan melakukan perjanjian dengan Ibrahim. Bahwa dia (Ibrahim) dan cucu cicitnya akan diberikan rahmat apabila mereka selalu beriman kepada Tuhan. Kemudian perjanjian ini diulang oleh Ishak dan Yakub. “Israel” merupakan sebutan lain dari Yakub, anak Ishak, anak Ibrahim dan Sara. Kemudian Yakub memiliki 12 Putra. Dari 12 putra Yakub inilah lahir leluhur Suku Israel. Yang kemudian 12 putra Yakub ini dikenal dengan sebutan Bangsa Israel (keturunan langsung Israel). 

Dari 12 putra Yakub, ada salah satu yang bernama Yehuda. Dari kata Yehuda inilah kemudian ada istilah yang sering kita kenal dengan sebutan Yahudi. Yahudi sendiri bukan hanya sebatas sebuah agama, tetapi juga sebuah etnisitas atau suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi dan sebagai etnisitas, kata ini merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber (Kejadian 10:21) (yang disebut "Ibrani") atau Yakub (yang juga bernama "Israel") anak Ishak anak Abraham (Ibrahim) dan Sara, atau keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda anak Yakub. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.

Agama Yahudi sendiri adalah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Dari segi kepercayaan, mereka percaya kepada wujudnya Tuhan yang Maha Esa, pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka, dan memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia.

Agama Yahudi hanya menyakini kitab suci yang disebut dengan istilah Kitab Ibrani yang disebut Tanakh dan terdiri dari 24 buku yang dihimpun dari 3 kumpulan:
Torah atau Taurat (Pentateuch)
Nevi'im (Para Nabi)
Ketubim (Tulisan)

Selain itu terdapat juga Talmud yang merupakan terjemahan serta komentar mengenai Torah dari para rabi, dan cendekiawan undang-undang. Ini termasuk Mishnah dan Halakah (kode undang-undang masyarakat utama penganut agama Yahudi), Gemara, Midrash dan Aggadah (legenda, dan kisah-kisah lama).

Dari Yehuda ini kemudian lahirnya Daud dan dan dari keturunan Daud inilah lahir Isa dan penyebutan Istilah Kristen yang dijadikan sebuah agama yang ada di Indonesia saat ini. 

Jadi dari hal tersebut, sangat tidak mungkin jika si penceramah tersebut mengatakan bahwa Yahudi dan Kristen lahir dan ada setelah adanya penyimpangan-penyimpangan dari ahlul kitab, dan juga bani Israel pada awalnya adalah beragama Islam. Karena Islam lahir dikemudian hari dari leluhur mereka Ismail yang memang dari segi keturunan berbeda dengan agama Yahudi dan Kristen yang berasal dari Ishak putra Ibrahim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Socrates dan Daimonion-nya

Apa yang membuat Socrates konsisten melakoni urip in pepadhang sehingga berani melawan cara berpolitik polis yang ia taati? Socrates sangat setia dengan hukum polis sehingga meski tahu bahwa ia bisa melarikan diri dari hukuman tidak adil yang dijatuhkan padanya, toh ia menolak tawaran melarikan diri dari kawan-kawannya ( Kriton, 48a-54a). Di dalam buku Apologia Socrates sendiri menjelaskan bahwa hidupnya hanyalah mengikuti bisikan daimonion -nya. Dalam tulisan pada Apologia terjemahan dari Ioanes Rakhmat ( Apologia 31c-e), Socrates mengatakan demikian: "Tapi alasan aku mengapa demikian sudah kukemukakan (d) dibanyak tempat dan kalian sudah sering mendengarnya: bahwa aku kerap didatangi suatu suara ilahi (theion) atau suara daimonion tertentu, sesuatu yang disinggung dan dicemooh oleh Meletus dalam dakwaannya. Ini sudah terjadi sejak aku kanak-kanak: semacam suara yang datang, dan yang senantiasa, ketika mendatangiku, mencegahku melakukan sesuatu yang mau aku lakukan, namun

Simbol Phobia

Oleh: Taufik Hidayat Sejak lahirnya Islam yang di bawa oleh Rasulullah Muhammad SAW, simbol-simbol keagamaan, budaya, dan bahasa sudah tidak asing lagi di kalangan bangsa arab. Hal tersebut terjadi karena pada waktu itu Muhammad dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan agama lain, seperti hal nya Yahudi dan Nasrani. Tetapi pada waktu itu, Muhammad dan para sahabat tidak phobia akan simbol-simbol tersebut, karena beliau tau bahwa simbol itu bagian dari identitas agama tertentu yang memang saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan ini sebenarnya hanya dimiliki oleh agama Semitik yang memang adalah suatu agama yang lahir dari satu keturunan, yaitu Ibrahim. Melalui Ibrahim lahirlah dua sosok manusia yang menjadi lambang lahirnya peradaban agama Semitik hingga saat ini. Misalnya Ismail putra Hajar, dia adalah lambang dari lahirnya peradaban Islam, bagitupun Ishaq putra Sarah, dia adalah lambang lahirnya peradaban Yahudi dan Nasrani melalui keturunannya.  Dari sejar

Gnothi Sauton Nietzche

Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah memaparkan pokok penting dari filsafat Nietzche yaitu, "Keulangkembalian abadi dari yang sama" (Die ewige Winderkehr des Gleichen). Keulangkembalian abadi dari yang sama ini membahas tentang bagaimana manusia harus berani menanggung apa yang tidak dapat diubah, melainkan juga harus mencintainya atau dengan istilah lain disebut sebagai Amor Fati .  Nietzche dalam filsafatnya juga berbicara  tentang "Gnothi Sauton" atau "Kenalilah Dirimu Sendiri" . Sebenarnya Gnothi Sauton  yang di kemukakan oleh Nietzche ini adalah salah satu pepatah dari Yunani kuno yang tertulis di pintu masuk Kuil Delphi Gnothi Seauton (kadang ditulis Gnothi Sauton, artinya kenalilah dirimu sendiri ). Apa yang menjadi maksud dari kenalilah dirimu sendiri ini? Bagi orang Yunani sendiri, tulisan ini memiliki makna yang religius. Dalam arti bahwa manusia diingatkan bahwa dirinya adalah manusia saat ia mau berkonsultasi pada dewa Apollo lewat